Nagari To-lang Po-hwang Nagari Toho Asal Mulano Lappung

Kamis, 17 November 2011

Mega Proyek Jembatan Selat Sunda Mendapat Kucuran Dana Rp150 Triliun


Rabu, 16 November 2011 | 08:54 WIB

BANDARLAMPUNG – PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM), anak perusahaan Artha Graha, kembali menginvestasikan dananya untuk kawasan strategis infrastruktur Selat Sunda. Kali ini, BSM bersama PT Lampung Jasa Utama (LJU) dan PT Banten Global Dev. menanamkan modal sebesar Rp150 triliun.
Sebelumnya, BSM melakukan pra feasibility study atau studi kelayakan awal terhadap pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).
Demikian laporan dari rapat kerja antara PT LJU dan Komisi II DPRD Lampung. Dalam laporannya, tiga perusahaan itu telah melakukan memorandum of agreement (MoA) pada November 2011.
Investasi tersebut untuk pembentukan perusahaan patungan yang ditargetkan selesai pada bulan ini juga. Namun dalam rapat kerja itu, Ketua Komisi II Ahmad Junaidi Auly merasa laporan PT LJU terkait investasi belum lengkap. Ia meminta dilengkapi secara rinci untuk dilaporkan kembali pekan depan.
’’PT LJU mengatakan sudah ada komunikasi dengan investor. Tetapi, kami merasa ini belum konkret,’’ kata Junaidi kepada Radar Lampung di ruang kerjanya kemarin.
Menurut dia, PT LJU hanya melaporkan gambaran kinerja bisnis secara global (lihat grafis, Red). Misalnya di bidang peternakan, pertambangan, proyek, dan perdagangan. Namun, badan usaha milik daerah (BUMD) ini tidak mampu menyebutkan hasil kinerja berupa modal yang terserap dan laba yang diraih. PT LJU juga tidak melaporkan struktur direksi.
Padahal, kata dia, PT LJU memiliki kewajiban melaporkan investasi kepada DPRD per semester. Pada pasal 24 (4) Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang Pembentukan BUMD PT LJU disebutkan bahwa direksi berkewajiban melaporkan perkembangan usaha ke dprd tiap semester.
’’Namun, mereka beralasan laporan secara rinci hanya disampaikan di RUPS (rapat umum pemegang saham). Tetapi yang namanya perkembangan usaha itu harus menyeluruh. Baru kami tahu BUMD itu maju atau tidak. On the track atau tidak,’’ pungkasnya.
Pada bagian lain, peraih gelar Perekayasa Utama Kehormatan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Wiratman Wangsadinata menyebutkan, pembangunan JSS diperkirakan menghabiskan waktu 10 tahun.
’’Normalnya dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda,’’ katanya saat menyampaikan prastudi kelayakan bulan lalu. Prastudi dilakukan oleh Wiratman dan Associates atas penugasan dari PT BSM.
Total biaya pembangunan dengan menggunakan standar harga pada 2009 diperkirakan mencapai USD9 miliar. Biaya tersebut, jelas Wiratman, belum memperhitungkan eskalasi harga, bunga bank, serta tidak termasuk biaya untuk pengembangan wilayah Selat Sunda.
Diketahui, JSS direncanakan sepanjang 29 kilometer. JSS akan terhubung dengan jalan tol Jakarta-Merak serta rencana jalan tol Cilegon-Ciwandan sepanjang 14 km dan rencana jalan tol Bakauheni-Bandarlampung-Metro sepanjang 80 km.
Konsepnya terdiri dua sistem, yaitu jembatan gantung ultrapanjang dari baja untuk melangkahi palung-palung lebar dan viaduct beton pracetak ’’balanced cantilever’’ untuk lintasan selebihnya. (dna/c1/niz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar